24 Agustus 2009

Koneksi Kabel Speedy

Nilai noise margin dan line attenuation. Nilai ini yang akan menentukan kualitas kabel bagus atau tidak untuk dilalui data Speedy. Nilai ini bisa dilihat di modem/router masing2.
1. teknologi ADSL memiliki kelemahan dimana semakin jauh tong pu posisi dengan sentral telepon maka semakin jelek. maksimum untuk ADSL 1 hanya sampai 5 KM panjang kabelnya.
2. Semakin panjang kabel, maka kemungkinan interferensi untuk menghampiri kabel lebih besar.

klo maksudnya panjang kabel setelah DW (Drop Wire) menuju modem kita panjangin, sebenernya ngaruh juga tetapi tidak terlalu signifikan. usahakan pake twisted kabel yang baik, rekomendasi dari telkom sih pake yang diameter kabel 0.6 mm dan inga’, jang ada sambungan kabel lagi … sambungan/paralel usahakan setelah splitter (jangan gunakan splitter tambahan karena hasilnya buruk).
Paling mudah memang liat noise margin di status modem. nanti tong akan dapati :1. SNR Margin (Signal to Noise Ratio Margin). nilai ini apabila semakin besar, maka semakin bagus. menurut orang telkom dorang usahakan lebih dari 25 dB. nah kalo dirumah nilai SNR margin ini berada pada kisaran 44-48 dB (dalam artian posisi dong pu rumah itu dekat dengan sentral telepon).2. Line Attenuation (faktor redaman kabel). nilai ini usahakan sekecil mungkin. kalo ditempat saya sih berada pada kisaran 0-4 dB.3. Upstream dan downstream speed. biasa lah nilainya harus pada kisaran 64/384 kurang lebihnya 10% (tergantung merek modem).4. TX power. kalo kualitas kabel dalam kondisi baik dan interferensi minim, maka angka ini berada dalam kisaran yang rendah. semakin jauh dan semakin besar interferensi maka nilainya akan semakin besar.Setiap alat komunikasi masalahnya adalah panjang rentang kabel, Bagusnya dari kabel fisik hingga ke splitter atau modem tidak ada sambungan lagi. Instalasi kabel dari tiang telefon langsung tanpa ada terminal lagi di KTB (kotak terminal batas) menuju modem, jadi diteruskan kabel hingga masuk ke terminal modem dan pesawat telefonnya, hasilnya lumayan baik.Hanya yang terpenting adalah interferensi sinyal listrik sekitar rentang kabel fisiknya, seperti interferensi alat-alat listrik sangat mempengaruhi kualitas sinyal ADSL seperti, TV, Saluran Listrik, Generator, Kendaraan bermotor, aktifitas mati-hidup lampu pada jam-jam tertentu, dll. Hal tersebut memang jelas sekali sangat mengganggu sinyal ADSL. Apalagi posisi rentang kabel telefon berada dibawah rentang kabel listrik induk.SNR harus besar, Minimal 10 dB. nah kalo line attenuation adalah faktor redaman kabel, harusnya nilai ini sekecil mungkin agar tidak ada permasalahan dikemudian hari. Hal yang memengaruhi besarnya angka line attenuation bisa dari panjang kabel, banyaknya interferensi serta adanya sambungan terbuka di kabel itu sendiri. biasanya kalo kabel yang banyak sambungannya, kawat tembaganya lama kelamaan mengalami oksidasi. secara fisik terlihat dari menghitamnya kawat tembaga tersebut. dalam jangka panjang bisa menimbulkan masalah diantaranya suara telepon jadi keresek – keresek dan speedy jadi sering putus nyambung. kalo dalam waktu dekat kayaknya
tara masalah, tapi klo sudah langganan setaun keatas, baru mulai tarasa. “kabel memang sumber panyakit “.
catatan :
angka SNR margin & line attenuation untuk setiap modem tidak akurat 100%. kalo yang akurat sih pake alatnya telkom itu lebih sip lagi, itu bisa dijamin keakuratannya. tapi setidaknya SNR margin di status modem ADSL bisa menjadi indikator awal baik atau tidaknya sambungan speedy ke tempat kita. nah untuk beberapa modem jika SNR margin kurang dari 10 dB biasanya nangis-nangis tuh modem, pengalaman saya pake modem D-Link sih gak bisa tuh dapet SNR margin kecil <10 dB gak bakalan bisa connect.

http://infotika.wordpress.com/category/internet/