19 Oktober 2009

intisari ipfilter

- ipf melihat rule yg dilist secara "berurutan dari atas ke bawah".
misalnya:
block in all....(1)
pass in all.....(2)

Pertama akan dijalankan rule (1), setelah itu rule (2). Jadi otomatis
hasilnya rule (2) alias "paket boleh masuk".
- Rule2 yg bertumpuk seperti.
misalnya:
block in all....(1)
block in all....(2)
block in all....(3)
block in all....(4)
block in all....(5)
pass in all.....(6)

Rule (1) s/d (4) tidak ada "faedahnya".

- Dengan "quick" kita dapat meyederhanakan rule2 kita.
misalnya:
block in quick all...(1)
pass in all..........(2)

Bisa kita artikan rule (1) akan dilihat pertama, selanjutnya ipf
melaksanakan ketentuan semua rule tsb sampe selesai baru rule (2).

- Penulisan subnet IP yg diperbolehkan adalah 255.255.0.0 atau /16.
misalnya:
block in quick from 192.168.0.0/16 to any
atau
block in quick from 192.168.0.0/255.255.0.0 to any

- Kita dapat mengunakan keyword "on" untuk menspesifikan interface yg
kita pake.
misalnya:
block in quick on xl0 all
atau
block in quick on xl0 from 192.168.0.0/16 to any

- Kita dapat menentukan juga outgoing paket dng nama keyword "out".
misalnya:
pass out quick on xl0 from 192.168.0.0/16 to any

- Jika kita ingin melogkan apa yg terjadi, maka ada baiknya kita gunakan
keyword "log".
misalnya:
block in log quick on xl0 from 192.168.0.0/24 to any

- Keyword "proto" dapat kita gunakan untuk menspesifikan protocol yg
kita pake berikut dengan "tipe" protocolnya. backslash (\) dapat kita
pake untuk menyambung perintah pada line berikutnya.
misalnya:
block in log quick on xl0 proto icmp from any to any
atau
pass in quick on xl0 proto icmp from any to 192.168.0.0/24 \
icmp-type 0

- Pengunaan keyword "port" lebih menitik beratkan kepada port yg dilalui.
misalnya:
block in log quick on tun0 proto tcp from any to \
192.168.0.0/24 port = 22

- Untuk membangun rule2 yg sangat kuat ada baiknya kita kompile kernel
dengan "default deny all", shg kita list rule yg kita perlu (This my
fav). Kita mulai dengan rule "deny" kayak gini.
misalnya:
block in all
block out all

- Nah baru kita listing rule2 yg diperbolehkan.
misalnya:
pass in quick on xl0 proto tcp from any to 192.168.0.1/24 \
port = 80

Arti rule tsb adalah membolehkan paket yg masuk di ethernet xl0 dengan
jenis protocol tcp dari mana saja ke 192.168.0.1/24
lewat port 80 (www). Jika ada respon dari 192.168.0.1/24
akan tetep ditolak juga, maka agar terjadi komunikasi
(tidak pincang) maka kita listing juga rule sebaliknya
misalnya:
pass out quick on tun0 proto tcp from 20.20.20.1/32 \
port = 80 to any


- Ada keyword yg sangat menarik disini yaitu "keep-state", jika rule
kita dibubuhi keep-state ini berati rule tersebut dah masuk ke state
table ipf, sehingga ipf "tidak perlu" lagi mengecek ulang validasi
rule tersebut alias jika terjadi handshake di kemudian hari ipf akan
langsung mengijinkan masuk.
misalnya:
pass out quick on xl0 proto tcp from 192.168.0.1/24 to any \
keep state

Artinya adalah mengijinkan paket yg keluar di xl0 dengan protocol tcp
dari 192.168.0.1/24 ke mana saja, dengan "keep-state"
ini rule yg bersangkutan langsung di apply ke "state
table" dan ipf tidak akan ikut campur (nggak akan
ngulang ngecheck validasi dulu ini). ini terjadi pas pertama
kali "SYN" paket menyentuh (hand shake) server kita.

Sangat delematis kita menggunakan "keep-state", coba kita pikirkan
baik2 akan muncul pertanyaan dibenak kita "Oh..kalo gitu ipf hanya
mengenal "SYN" yg dulu dung, dengan kata lain "SYN" pas entry ke state
table pertama kali..?", yups memang benar meski ipf akan close (idle)
selama 60 detik (1 menit) tapi bukan "refresh". dengan kata lain paket
"SYN"-nya basi. ini pun berlaku untuk koneksi TCP selanjutnya misalnya
yg lainya (FIN, XMAS etc) setelah handshake terjadi.

- Untuk masalah diatas tentunya ada solusi tersendiri. dengan penambahan
keyword "flags" alias menspesifikan flags untuk TCP.
misalnya:
pass in quick on tun0 proto tcp from any to 192.168.0.1/24 \
port = 23 flags S keep state

Artinya rule diatas akan hanya melihat flags TCP "SYN" saja untuk flags
lainya (FIN, XMAS etc) tentunya akan "keblock".

Berikut 6 flags TCP:
+----------------------------------+--------------+
|Singkatan dari koneksi TCP/IP | Flags |
+----------------------------------+--------------+
| SYN | S |
| URG | U |
| PUSH | P |
| FIN | F |
| RST | R |
| ACK | A |
+----------------------------------+--------------+

Jika kita menulis "flags S" bisa kita tulis "S/SUPFRA". dengan kata lain
paket "hanya" cocok flags "S".
misalnya:
Jika kita tulis flags S/SA artinya match dengan "S" dan
flags "UPFR"...(1)
Jika kita tulis flags S/SAUP artinya match dengan "S" dan
flags "FR".....(2)

- Dalam perjalan paket tersebut tidak jarang "terpecah-pecah (fragmention)"
Untuk mengatisipasi tentunya ipf telah menyediakan, yaitu dengan
keyword "keep frags" (tanpa tanda '-').
misalnya:
pass in quick on xl0 proto tcp from any to 192.168.0.1/32 \
port = 23 flags S keep state keep frags

- Keyword "return-rst" berguna untuk merespon jika service tidak tersedia.
"return-rst" hanya berlaku untuk jenis protocol TCP.
misalnya:
block return-rst in log proto tcp from any to 192.168.0.0/24 \
port = 23

Hasilnya untuk rule diatas adalah "connection refused". Ada keyword
"return-icmp(jenis_error)".
misalnya:
block return-icmp(port-unr) in log quick on tun0 proto udp \
from any to 192.168.0.0/24 port = 111

Untuk "jenis_error" kita pake "port-unr" (port unreachable).

- Selain respone block paket spt diatas ipf menyediakan keyword
"return-icmp-as-desta".
misalnya:
block return-icmp-as-dest(port-unr) in log on tun0 proto udp \
from any to 192.168.0.1/24 port = 111

- Jika anda ingin mengatur log, kita bisa gabungkan dengan syslog. ada
keyword "log level".
misalnya:
block in log level auth.info quick on xl0 from 192.168.0.1/24 to
any port = 22

- Jika anda mau mendapatkan informasi log header gunakan keyword "log body"
pada proses ini ipf akan memberikan 128 bytes pertama dari paket

- Untuk mempersingkat/efesiensi rule, kita bisa bikin kelas2 nah dengan
mengunakan pasangan keyword "head" dan "group".
misalnya:
block out quick on xl0 all head 10 ...(1)
pass out quick proto tcp from any to 192.168.0.1/24 port = \
80 flags S keep state group 10 .......(2)

Jika paket bukan untuk "xl0", make nggak akan "match" dengan rule (1)
dan rule (2) dan sebaliknya jika "match" maka akan dieksekusi rule (2)
dan rule2 lainya yg mempunyai keyword "group 10". artinya jika kita
mempunyai network yg cukup besar dengan macam2 rule tentunya kita
sedikit kewalahan dengan head dan group kita bisa membagi rule
tersebut menjadi "tree style".
misalnya:
block out quick on xl0 all head 1 ...(1a)
pass out quick proto tcp from any to 192.168.0.1/24 port = \
80 flags S keep state group 1 .......(2a)

block out quick on xl1 all head 2 ...(1b)
pass out quick proto tcp from any to 192.168.0.2/24 port = \
80 flags S keep state group 2 .......(2b)

Jika ada paket dengan cocok dengan rule (xa) make untuk kelompok rule
(xb) akan "diabaikan", dan sebaliknya tentunya ini akan menambah
efesiensi kerja ipf kita.

- Jika kita lakukan traceroute dari mesin luat ke mesin kita secara
defautl kita mendapatkan hop2 routing tersebut, ada yg menarik dari
ipf ini salah satunya keyword "fastroute", dengan keyword ini kita
bisa menyembunyikan informasi2 hop tersebut.
misalnya:
block in quick on xl0 fastroute proto udp from any to any \
port 33434 >< 33465

Hal ini terjadi karena ada proses penurunan "Time To Live (TTL)" dari
paket "Acknowledging (ACK)".
catatan:
< : Lebih kecil
> : Lebih besar
= : Sama dengan
<= : Lebih kecil sama dengan
>= : Lebih besar sama dengan
!= : Tidak sama dengan
<> : Kurang dari X, lebih dari X
>< : Lebih besar dari X, kurang dari X