Sasaran Game Edukasi
GAME PENDIDIKAN SASAR 180 JUTA PENGGUNA PONSEL
Jakarta, 9/3 (ANTARA) - Sebanyak 180 juta pengguna telepon seluler dan empat juta pemilik komputer menjadi sasaran pengembangan game pendidikan berbasis JAVA mobile yang disebarluaskan ke masyarakat untuk membantu pendidikan di Indonesia.
Menurut Direktur South East Asean Minister Of Education Organization Regional Open Learning Centre (SEAMOLEC), Gatot Hari Priowirjanto pihaknya mengajak kalangan industri untuk bersinergi dalam mengembangkan pendidikan berbasis teknologi informasi.
"Jika industrinya siap, saya berharap dalam tiga bulan ke depan sudah bisa menghasilkan 100 aplikasi," kata Gatot di sela Seminar "Mobile Learning and Online History", di Depok, Selasa.
Tawaran tersebut disambut baik Managing Director Nusantara Online, Heru Nugroho. Saat ini pihaknya sudah menyediakan satu konten produk lokal bertajuk Nusantara Online yang menyajikan aplikasi game berlatar belakang sejarah budaya Indonesia.
"Nusantara online ini kami kembangkan selama kurang lebih empat tahun. Game ini dimainkan secara masif dan bisa dimainkan bersamaan untuk 100 orang. Ini pertama kalinya ada di Indonesia," kata Heru.
Nusantara online (nusol) ini dirancang untuk mengimbangi konten-konten game yang ada saat ini yang dinilai Heru sebagai konten-konten yang sudah basi seperti konten asal Jepang, Korea dan Amerika yang mendominasi game di Indonesia.
Heru juga menyayangkan generasi penggemar game di tanah air lebih mengenal tokoh-tokoh luar negeri dibanding tokoh lokal. Karena itu dibuat nusantara online (nusol) yang memperkenalkan keragaman sejarah dan budaya lokal.
Aplikasi game itu lanjut Heru bisa dikembangkan untuk memberikan pelajaran lain dengan memanfaatkan model seperti 3 dimensi. "Pengguna nusol ini bisa juga saling interaktif sehingga sangat bisa untuk belajar," katanya.
Gatot maupun Heru menyadari untuk penggunaan konten lokal ini sebelumnya infrastruktur di masyarakat harus disediakan seperti komputer, internet bahkan fasilitas listriknya.
Menurut Heru tahun 2012 tidak ada lagi desa yang tidak ada akses internetnya. Pemerintah sudah mmebiayai pengadaan komputer di 57.000 titik di seluruh Indonesia.
Gatot menambahkan saat ini sudah ada sekitar 20.000 sumber daya manusia yang terampil dalam multimedia. Namun menurutnya jumlah itu tentu masih kurang mengingat potensi pasar konten lokal di tanah air masih terbuka lebar.
"Idealnya setiap provinsi memiliki satu lembaga pendidikan khusus mengembangkan multi media. Karena sebenarnya SDM Indonesia itu sangat kreatif jika digali potensinya," katanya.
milis dikmenjur
(B/Z003)
Label: PENDIDIKAN
<< Beranda