Bantu sekolahku
Mulai Senin (10/12) kemarin, saya berada di Jakarta, memenuhi undangan
Kemdikbud untuk pelatihan dan sosialisasi website baru Kemdikbud bernama
BANTU SEKOLAHKU. Ini adalah ikhtiar Kemdikbud untuk melakukan reformasi
birokrasi dengan melibatkan berbagai kalangan untuk membangun sekolah
yang lebih baik di masa mendatang.
Ada 4 menu utama dalam website Bantu Sekolahku:
(1) Cari Satuan Pendidikan, menu pencarian sekolah se-Indonesia, yang saat ini sudah berisi data 195 ribu sekolah.
(2) Laporkan Kebutuhan,
untuk melaporkan apa saja kebutuhan sekolah, misalnya pengajuan
penambahan fasilitas baru yang diperlukan atau laporan kerusakan agar
segera dibenahi, dan sebagainya. Guru-guru juga melaporkan kalau
tunjangannya belum diterima. Dan banyak
kategori lain yang bisa dilaporkan
(3) Telusuri Kebutuhan,
untuk memonitor, apakah laporan yang disampaikan sudah ditangani
pejabat terkait atau belum. Ini memungkinkan karena setiap laporan yang
masuk akan diteruskan ke pejabat yang berwenang agar cepat ditangani.
(4) Laporan Bantu Sekolahku, akan menampilkan data laporan yang masuk dan statistiknya.
Dalam
sesi tanya jawab, saya langsung mengacungkan tangan dan menjadi peserta
pertama yang bertanya. Saya menanyakan kesiapan jajaran Kemdikbud
sendiri karena kalau website ini sudah dibuke ke publik, maka ini bisa
menjadi tekanan bagi pejabat Kemdikbud, maupun dinas propinsi dan kota.
Bayangkan saja, inilah kali pertama kita bisa memantau kecepatan kinerja
pejabat secara online. Sebab, semua laporan akan diteruskan ke pejabat
yang bertanggung jawab, dan ada tenggat waktunya kapan masalah itu harus
ditangani.
Pelapor dan siapa saja bisa memantau proses penanganan masalah yang
dilaporkan tersebut.
Meski saya mendapatkan jawaban bahwa justru
website ini dibuat atas permintaan Kemdikbud sendiri agar memacu kinerja
mereka, tapi dalam hati saya masih menyangsikan kesiapan jajaran
Kemdikbud, terutama yang menjadi eksekutor di lapangan, yaitu pejabat
dinas pendidikan kota atau propinsi. Dan kesangsian saya langsung
mendapatkan konfirmasi. Salah satu peserta utusan dari dinas pendidikan
propinsi justru grogi dengan adanya website ini. Beliau mengeluh. "Ini
sulit diterapkan di daerah. Kita ini kan BANYAK PENDAPAT, BERBANDING
TERBALIK DENGAN PENDAPATAN", katanya. Saya hanya tersenyum. Pantas saja
banyak orang diam dan takut berpendapat, sebab birokrasi sekarang memang
mentalnya ya seperti itu. Banyak lapor ntar salah, malah dipecat,
misalnya....
Hal kedua yang saya tanyakan adalah keamanan bagi
pihak pelapor. Sudah jamak terjadi, misalnya jika ada guru
yang berani melaporkan sekolahnya begini, pelayanan dinas begitu, maka
pelapor bisa mendapatkan intimidasi, bahkan sanksi atau mutasi. Ini yang
membuat banyak pihak mendiamkan saja kalau ada ketidakberesan yang
dijumpai. Nah, di website ini ternyata memungkinkan pelapor tidak
mencantumkan identitas asli secara terbuka. Yang penting menggunakan
alamat email yang aktif, sebab update progres laporan akan dikirimkan
via email.
Rencananya hari ini (Selasa, 11/12/2012), website
Bantu Sekolahku ini resmi di-launching secara terbuka untuk umum oleh
Mendikbud di gedung A Kemdikbud. Inilah saatnya Anda bisa melaporkan
banyak hal, dan semoga laporan Anda ditindaklanjuti oleh pejabat yang
berwenang/
Tertarik untuk mencoba website BANTU SEKOLAHKU?
Klik di sini: bantusekolahku.kemdikbud.go.id
sumber : milisdikmenjur
0 Komentar:
Posting Komentar
Your Comment
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda