27 Desember 2012

Bantu sekolahku

Mulai Senin (10/12) kemarin, saya berada di Jakarta, memenuhi undangan Kemdikbud untuk pelatihan dan sosialisasi website baru Kemdikbud bernama BANTU SEKOLAHKU. Ini adalah ikhtiar Kemdikbud untuk melakukan reformasi birokrasi dengan melibatkan berbagai kalangan untuk membangun sekolah yang lebih baik di masa mendatang.

Ada 4 menu utama dalam website Bantu Sekolahku:
(1) Cari Satuan Pendidikan, menu pencarian sekolah se-Indonesia, yang saat ini sudah berisi data 195 ribu sekolah.
(2) Laporkan Kebutuhan, untuk melaporkan apa saja kebutuhan sekolah, misalnya pengajuan penambahan fasilitas baru yang diperlukan atau laporan kerusakan agar segera dibenahi, dan sebagainya. Guru-guru juga melaporkan kalau tunjangannya belum diterima. Dan banyak kategori lain yang bisa dilaporkan
(3) Telusuri Kebutuhan, untuk memonitor, apakah laporan yang disampaikan sudah ditangani pejabat terkait atau belum. Ini memungkinkan karena setiap laporan yang masuk akan diteruskan ke pejabat yang berwenang agar cepat ditangani.
(4) Laporan Bantu Sekolahku, akan menampilkan data laporan yang masuk dan statistiknya.

Dalam sesi tanya jawab, saya langsung mengacungkan tangan dan menjadi peserta pertama yang bertanya. Saya menanyakan kesiapan jajaran Kemdikbud sendiri karena kalau website ini sudah dibuke ke publik, maka ini bisa menjadi tekanan bagi pejabat Kemdikbud, maupun dinas propinsi dan kota. Bayangkan saja, inilah kali pertama kita bisa memantau kecepatan kinerja pejabat secara online. Sebab, semua laporan akan diteruskan ke pejabat yang bertanggung jawab, dan ada tenggat waktunya kapan masalah itu harus ditangani. Pelapor dan siapa saja bisa memantau proses penanganan masalah yang dilaporkan tersebut.

Meski saya mendapatkan jawaban bahwa justru website ini dibuat atas permintaan Kemdikbud sendiri agar memacu kinerja mereka, tapi dalam hati saya masih menyangsikan kesiapan jajaran Kemdikbud, terutama yang menjadi eksekutor di lapangan, yaitu pejabat dinas pendidikan kota atau propinsi. Dan kesangsian saya langsung mendapatkan konfirmasi. Salah satu peserta utusan dari dinas pendidikan propinsi justru grogi dengan adanya website ini. Beliau mengeluh. "Ini sulit diterapkan di daerah. Kita ini kan BANYAK PENDAPAT, BERBANDING TERBALIK DENGAN PENDAPATAN", katanya. Saya hanya tersenyum. Pantas saja banyak orang diam dan takut berpendapat, sebab birokrasi sekarang memang mentalnya ya seperti itu. Banyak lapor ntar salah, malah dipecat, misalnya....

Hal kedua yang saya tanyakan adalah keamanan bagi pihak pelapor. Sudah jamak terjadi, misalnya jika ada guru yang berani melaporkan sekolahnya begini, pelayanan dinas begitu, maka pelapor bisa mendapatkan intimidasi, bahkan sanksi atau mutasi. Ini yang membuat banyak pihak mendiamkan saja kalau ada ketidakberesan yang dijumpai. Nah, di website ini ternyata memungkinkan pelapor tidak mencantumkan identitas asli secara terbuka. Yang penting menggunakan alamat email yang aktif, sebab update progres laporan akan dikirimkan via email.

Rencananya hari ini (Selasa, 11/12/2012), website Bantu Sekolahku ini resmi di-launching secara terbuka untuk umum oleh Mendikbud di gedung A Kemdikbud. Inilah saatnya Anda bisa melaporkan banyak hal, dan semoga laporan Anda ditindaklanjuti oleh pejabat yang berwenang/

Tertarik untuk mencoba website BANTU SEKOLAHKU?
Klik di sini: bantusekolahku.kemdikbud.go.id

sumber : milisdikmenjur

0 Komentar:

Posting Komentar

Your Comment

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda