17 Maret 2010

Lowongan tenaga Komputer

anyak orang di Indonesia kesulitan mencari kerja, sementara itu
katanya di luar negeri banyak lowongan kerja terutama untuk bidang yang
berhubungan dengan teknologi informasi, bidang "high-tech". Betulkah
demikian ? dan apa mungkin lulusan Perguruan Tinggi Indonesia bisa
bekerja di luar negeri ?

Mengutip sebuah survey yang telah dilakukan oleh PT Work IT
Out yang dipimpin oleh Heru Nugroho, meski masih banyak dibutuhkan di
dalam negeri, peluang kerja bagi tenaga kerja TI untuk keluar negeri
pun terbuka luas, Kesempatan tetap terbuka, apalagi didukung oleh
faktor bergesernya dominasi India yang dikenal sebagai sumber SDM TI,
tawaran gajinya pun cukup menggiurkan. Bayangkan, untuk tenaga kerja TI
kelas pemula sampai menengah, perusahaan di luar negeri berani
menawarkan upah sekitar US$ 400 sampai US$ 600 (sekitar Rp 3, 6 juta
sampai Rp 5,5 juta) per bulan. Di kelas yang sama di dalam negeri,
paling mereka hanya ditawarkan gaji sekitar Rp 900.000 sampai Rp 2,5
juta per bulannya. Itu baru yang pemula. Untuk yang sudah punya
keahlian spesifik dan berpengalaman, di luar negeri gajinya bisa
mencapai US$ 2.000 - 2.500 (sekitar Rp 18,2 juta sampai 22,7 juta) per
bulan. Tiga kali lipat dibanding di dalam negeri yang pasarannya
sekitar Rp 7 sampai 10 juta.

Bidang kerja TI yang terbuka pun beragam dan hampir sama
dengan yang ada di lokalan. Kebetulan kebanyakan yang dicari adalah
engineer untuk networking dan wireless serta programmer. Kelihatannya
trend yang sedang terjadi adalah orang atau perusahaan ingin membuat
perangkat networking seperti produk dari Cisco. Untuk itu memang
dibutuhkan banyak orang yang dapat membuat program dalam level C, C++
dengan real-time OS dan memiliki latar belakang (pengetahuan) di bidang
telekomunikasi dan networking. Lowongan webmaster, UNIX administrator
pun tidak sedikit. Jenis-jenis lowongan pekerjaan yang ditawarkan
sangat banyak . Hanya saja, tenaga TI yang memiliki kemampuan
terspesialisasi seringkali dicari, sayangnya agak susah mencari tenaga
kerja yang sudah spesifik ini, dan kalau saya tuliskan mungkin daftar
lowongan tersebut sepanjang artikel ini.

Nah, kalau melihat situasi seperti itu akan sangat mengenaskan
jika orang Indonesia yang bergerak di bidang Teknologi Informasi tidak
bisa mendapatkan pekerjaan semacam itu. Masalahnya memang tidak mudah.
Mungkin memang kemampuan hasil perguruan tinggi di Indonesia tidak
memadai ? Berapa banyak sih perguruan tinggi di Indonesia yang mampu
menghasilkan "software engineer" yang handal ? Mungkin di Indonesia
baru mampu menghasilkan programmer kelas papan bawah ? Jika memang anda
programmer atau software engineer yang handal, apakah anda mengenal
istilah-istilah ini: lex, yacc, compiler construction, grammer, token,
CMM, dan sebagainya ?

Sebagai gambaran bahwa kebutuhan terhadap tenaga IT di bidang
industri software baik di luar negeri maupun di dalam negeri, adalah
sebagai berikut : Tenaga IT di luar negeri, untuk tahun 2015,
diperkirakan 3,3 juta lapangan kerja. Sedangkan Tenaga IT domestik,
berdasarkan proyeksi pertumbuhan industri pada tahun 2010 target
produksi 8.195.33 US $, dengan asumsi produktifitas 25.000 perorang,
dibutuhkan 327.813 orang

Selain contoh di atas, kita ambil negara lain seperti Jerman.
Mengapa negara sekaliber Jerman mesti mendapat suplai tenaga TI dari
luar negaranya ? Kurang sumber daya ? Dugaan itu ternyata betul.
Perkembangan pesat teknologi informasi memang tidak hanya membuat
ketar-ketir negara dunia ketiga, negara "dunia pertama" macam Jerman
pun mulai merasakan akibatnya: kekurangan pakar TI yang tidak bisa
didapatkan dari kalangan sendiri.

Maklum, jumlah yang dibutuhkan juga tak bisa dibilang sedikit.
Tercatat saat ini sekitar 75.000 orang diperlukan oleh Jerman. Itu baru
Jerman, belum negara lain. Tahukah Anda ternyata negara sebesar dan
semaju Amerika Serikat pun masih mengimpor tenaga TI dari negara-negara
di Asia, seperti India dan Cina. Nah, ini namanya peluang kan ?


Lowongan dari luar Indonesia untuk tenaga kerja TI kita
banyak. yang tercatat pada kami bisa puluhan ribu lowongan," jelas Edi
S. Tjahya, managing director JobsDB.com - sebuah portal informasi
lowongan kerja. Lowongan sebanyak itu pun baru untuk wilayah Asia
Pasifik. Secara kualitatif, kondisi sumber daya manusia Indonesia di
bidang IT tidak kalah kualitas dibanding SDM dari negara seperti India
sekalipun, papar Heru Nugroho, CEO PT Work IT Out, sebuah perusahaan
penyalur tenaga kerja TI ke luar negeri.

Di dalam negeri sendiri untuk layanan informasi publik, tenaga
IT yang dibutuhkan untuk sektor ini, ialah tenaga untuk mengelola
e-government. Perkembangan kebutuhan terhadap tenaga untuk mengelola
e-governmet akan sejalan dengan perkembangan implementasi
e-governement. Sebagai gambaran menyeluruh terhadap kebutuhan ini,
dapat dilihat dari jumlah lembaga pemerintah pusat, kabupaten/kota dan
lembaga lainnya. Berdasarkan kasus pengelola e-government di Kalimantan
Timur, yang mengelola e-governemt untuk 14 layanan, menggunakan tenaga
IT 11 orang, maka untuk seluruh instansi pemerintah, memerlukan paling
sedikitnya memerlukan 5.489.

Sedangkan layanan komersial, tenaga IT di bidang ini ialah
personil yang bekerja di bidang jasa di berbagai bidang dimana
transaksi dengan konsumen dan kliennya menggunakan dukungan teknologi
telematika, seperti e-bisnis, e-health yang dikelola swasta,
e-education yang dikelola swasta, media saiber. Untuk media saiber,
jika seluruh media cetak dan elektronik yang ada sekarang akan
mengembangkan media saiber dengan perkiraan satu media menggunakan 21
tenaga IT, maka dibutuhkan 40.341.
http://www.smkn57jkt.net/artikelfull link artikel.total.or.id diakses 17 Maret 2010

Label: