17 Maret 2010

Sekolah Bantu Blok Situs Porno

Jakarta : Juru Bicara Departemen Pendidikan Nasional Bambang Wasito Adi menyatakan keberadaan situs p:orno di jaringan internet sekolah tidak bisa diberantas tanpa bantuan sekolah. “Internet itu jalan tol, tergantung orangnya mau pakai untuk apa,” katanya saat dihubungi Tempo, Rabu (2/1/08).

Ia menambahkan guru sebagai bagian integral dari pendidikan harus bersama sama mengawasi siswa saat pelajaran yang menggunakan fasilitas internet dilakukan. “Situs memang bisa diblok, namun ia bisa beregenerasi menjadi situs lainnya,” kata Bambang.

Sebenarnya, lanjut dia, siswa yang membuka situs p:orno di sekolah akan mudah ketahuan. “Di sekolah praktek seperti itu mungkin hanya sedikit, kebanyakan dari mereka membuka situs di warnet,” ujarnya. Namun bkan tidak mungkin siswa berani mencoba di sekolah, “untuk itu perlu peran aktif dari guru,” tegasnya.

Meski situs p:orno membayangi jaringan pendidikan nasional, lanjutnya, pemerintah akan tetap menyambung jaringan ini ke seluruh sekolah yang ada. “Situs p:orno hanya ekses, harus kita bendung sama-sama. Internet di sekolah merupakan kebutuhan pendidikan, tanpa itu kita ketinggalan,” katanya.

Sebelumnya, Pakar telematika, Roy Suryo, mengatakan jaringan pendidikan nasional dapat memproteksi akses para pelajar ke situs p:orno. Hal itu dimungkinkan karena program jaringan pendidikan nasional menggunakan jaringan resmi. Proteksi terhadap situs-situs p:orno, dia melanjutkan, juga bisa dilakukan oleh para pengelola jaringan. Dalam hal ini sekolah harus dibekali pengetahuan untuk memproteksinya. Program untuk itu sudah banyak dan bisa diunduh.

Roy mengatakan saat ini ada sekitar 24,5 juta orang pengguna Internet. Menurut dia, rata-rata semua pengakses pernah mengunjungi situs p:orno. “Mungkin tidak konstan, tapi pasti pernah mengunjungi,” katanya.

Departemen Pendidikan Nasional mencanangkan program jaringan pendidikan nasional untuk sekolah-sekolah. Sebanyak 212 sekolah di seluruh Indonesia akan memiliki akses ke jaringan pendidikan nasional. Program tersebut diwarnai kekhawatiran tentang kemungkinan siswa bisa mengakses situs p:orno.

Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Romi Satria Wahono, mengatakan keberadaan situs p:orno tidak bisa dihambat. Saat ini ada lebih dari 1,3 miliar halaman situs porno dalam jaringan Internet. Kontribusi dari situs p:orno tersebut mencapai 18 miliar dolar per tahun, ujarnya dalam diskusi bertema “Siapkah Sekolah Menerima Internet?” pada Kamis lalu.

Bisnis pornografi, ia melanjutkan, mencapai angka 80 persen dari seluruh bisnis yang ada. Sebanyak 60 persen dari 1 miliar pengguna Internet dunia membuka situs p:orno saat terkoneksi dengan jaringan. Dalam setahun bahkan ada 600 film p:orno baru yang diproduksi.

Kalaupun ditutup, situs p:orno yang ada dalam jaringan bisa menggunakan identitas lain untuk situsnya. Tinggal menambah angka 1 atau 2 di belakangnya dan situs bisa dioperasikan lagi.

Romy menjelaskan, seks atau pornografi adalah topik yang paling banyak dicari di jaringan Internet. Selain membuat situs khusus pornografi, pembuat situs terkadang meniru situs badan, lembaga, atau ofisial tertentu dan mengganti content di dalamnya dengan mengganti domainnya saja.
Perisai.com

Label: